_Ilmu hikmah_
Wayan Supadno.
Selama beberapa bulan terakhir ini saya intensif memperhatikan pasar pangan global khususnya beras. Di Indonesia, masa depan bertani padi makin sangat menjanjikan.
Dampak harga pangan global berimbas ke Indonesia, pangan utamanya beras. Sudah impor 500.000 ton, sudah digelontor ke pasar, harga beras tetap naik saja. Sulit diturunkan.
Menariknya di Thailand dan Vietnam juga ikut naik harga, apalagi sejak ada impor dari Indonesia. Harga beras naik tajam. Ancaman bagi sebagian orang, tapi peluang juga bagi orang lain lagi.
Bahkan gabah kering panen (GKP) harganya Rp 5.800/kg. Termahal sejak Indonesia merdeka. Padahal jika lahan pasca remediasi harga pokok produksi (HPP) non sewa lahan sekitar Rp 1.400/kg GKP.
Biaya produksi Rp 10 juta, bisa menghasilkan 7 ton GKP/ha. Rp 10 juta : 7 ton = Rp 1.400/kg GKP. Laba bisa Rp 4.400/kg GKP. Setara laba Rp 30,8 juta/ha/musim. Luar biasa.
Artinya karena jumlah permintaan terlalu banyak, saat bersamaan jumlah pasokan kurang. Lalu beras jadi rebutan. Hukum pasar bermain, terbentuk harga beras mahal mendunia.
Thailand dan Vietnam labanya berlipat. Beras sebelum diekspor kulit arinya diambil untuk bahan baku pangan bayi, pabrikan. Dedaknya diambil minyaknya, baru jadi pangan atau pakan ternak.
Padahal agar HPP rendah sangat mudah. Pra olah lahan ditabur pupuk kandang 20 ton/ha, dolomit 200 kg/ha. Semprot biang mikroba Bio Extrim dan Hormax 10 liter/ha. Ditraktor agar homogen naik mutunya. Tiap 2 tahun sekali.
Didiamkan 3 minggu baru ditanam. Tanaman menyenangkan. Sawah kembali sehat dan subur. Setelah 3 bulan akan banyak cacing tanah dan belut. Produksi naik tajam, walau NPK kimia 25% dari biasanya.
Itu dampak dari berbiaknya mikroba dalam Bio Extrim, pada bahan organik pupuk kandang. Hemat urea karena tergantikan oleh Azospirillum, Azotobacter dan Rhizobium. Hemat SP36, KCl dan pestisida karena ada pelarut P dan K.
Sekaligus biopestisida strainnya Pseudomonas, Bacillus, Aspergillus Niger dan Trichoderma pada Bio Extrim. Akar dan anakan banyak peran Auksin. Jumbo peran Sitokinin dan Giberelin proses sitokinesis poliploidi pada Hormax.
Begitulah cara saya bertani padi lahan tandus naik dari 3,5 ton jadi 7,8 ton GKP/ha, di Bogor 21 ha. Buah naga di Pangkalan Bun 37 ha. Saat ini Jeruk, Alpukat, Durian dan Sawit. Semua tandus dan bekas tambang. Agar murah.
Bagi Kawula Muda yang mau menikmati peluang emas beras, bertani padi makin mahal ini. Saran saya lakukan teknologi remediasi yang " pernah dan selalu " saya praktikkan kisah di atas. Sejak tahun 2009 hingga sekarang 2023.
Harus inovatif kalau mau kompetitif. Jika mau dapat Bio Extrim dan Hormax murah mendingan langsung ke pabriknya, milik saya. Hubungi staf saya bisa curah murah Reni HP 087781889797 dan David HP 081219929262.
Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630