_Ilmu hikmah_
Wayan Supadno.
Intelijen Pasar.
Selama 3 bulan ini, saya membentuk Tim Intelijen Pasar. Fokus mau mencari data fenomena pasar daging sebagai sumber protein hewani. Untuk meminimalkan stunting, kerdil malnutrisi kurang protein hewani. Khusus " Ayam Kampung dan Entok ".
Jika dibuat statistik, grafik kedua komoditas ini selama 4 tahun terakhir, sangat mengejutkan. Tiada pernah saya sangka pangsa pasarnya makin meluas ke mana - mana multi segmen dan wilayah. Daerah tertentu maniak masakan ayam kampung dan rica - rica entok.
Daging kerbau impor dari India diragukan halalnya. Ini jadi salah satu pemicu utama. Selain masyarakat mulai menghindari mengkonsumsi daging ayam ras dengan beragam alasannya. Pelarian pasar ke ayam kampung dan entok yang alami. Sangat logis, dalam hati saya.
Termasuk saya sendiri, misalnya. Sudah lebih dari 13 tahun tidak mengkonsumsi ayam ras pedaging. Walaupun kata orang sehat. Tapi hati saya mengatakan lain. Saya ingin sehat dengan langkah preventif saja. Mendingan ayam kampung alami saja, organik.
Justru kesehatan sangat terasa berarti dan besar manfaatnya, saat kita sedang sakit. Saat sakit terbayang betapa nikmatnya sehat. Ibarat gelas, kata orang di kampungku. Gelas terasa bermanfaat justru jika mau minum kesulitan mencari gelas yang tiada karena telah pecah.
Tim Intelijen Bisnisku melaporkan data dari 43 peternak entok. Semua mengaku kewalahan memenuhi besarnya permintaan pasar yang makin meroket. Bahkan ada juga yang diminta ekspor ke Singapura tapi angkat tangan.
Karena volumenya sangat besar dan harus konsisten bisa kontinu. Kita semua tahu Singapura paling ketat terhadap pangan beresidu logam berat kadar tinggi. Jika ada residunya, ditolak. Tahu persis entok pakannya bahan - bahan organik alami non sintetis rekayasa genetik.
Sisi lain, jumlah peternak entok masih sangat sedikit. Adapun masih belum skala besar. Masih pekerjaan rumahan bahkan sampingan saja. Tapi peternaknya selama 3 tahun terakhir makin banyak. Karena mudah kelolanya dan minim penyakitnya.
Yang lucu lagi, masa Pandemi Covid 19 entok banyak diburu orang. Permintaan pasar melambung tinggi. Dianggap penangkal Virus Corona. Mungkin karena entok lebih hangat dibanding unggas lainnya, jika dimasak jadi rica - rica pedas campur lada/merica hitam.
Kesimpulan saya dari hasil analisa data Tim Intelijen Pasar, bahwa entok makin besar pasarnya. Solusi daging kerbau impor dari India yang diragukan halalnya dan makin mahal saja, tentu lawan idealnya agar kita tidak menyejahterakan peternak luar negeri adalah jadi peternak entok.
Saya pun juga mengawali jadi peternak entok jumbo dan ayam kampung. Kapasitas 20.000 indukan. Targetnya tahun depan sudah produksi ratusan ribu anak entok dan ayam kampung. Agar jadi sumbu ledak ekonomi kerakyatan mandiri karena tiap rumah pedesaan punya sendiri. Semoga bermanfaat bagi masyarakat luas.
Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630
Sumber : https://wayansupadno.com/2023/05/16/permintaan-ayam-kampung-dan-entok-meroket/