_Ilmu hikmah_
Wayan Supadno.
Pendek kata, kalau mau sukses bertani, beternak atau agribisnis lainnya. Inilah saat yang tepat, selama 1 minggu ke depan. Tanggal 10 s/d 15 Juni 2023. Bisa melihat Gelar Teknologi dipamerkan besar - besaran. Tepatnya di Lanud Tabing Padang. Penas XVI, KTNA.
Selain akan dihadiri oleh Presiden Jokowi dan seluruh Kepala Daerah, Gubernur dan Bupati/Walikota. Juga dihadiri oleh 50.000 petani, peternak dan nelayan. Termasuk para ilmuwan/peneliti/inovator. Semua antusias. Sangat menyenangkan.
Pengalaman saya pribadi. Jalan pintas untuk mengadopsi ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi paling terbaru adalah saat Gelar Teknologi, seperti saat ini di Padang. Ajang inovator dan praktisi saling berinteraksi produktif.
Sehingga setiap ada Expo Inovasi agro hulu hingga hilir industri. Sedapat mungkin saya datang. Bahkan sudah belasan Puslit (Pusat Penelitian) dan Kebun Percobaan, baik milik negara maupun swasta pernah saya kunjungi. Bagi saya penting sekali.
Karena filsafat bagi saya " Pengusaha adalah orang yang mau investasi nuansa inovasi ". Jika investasi produktif tanpa ilmu dan inovasi, maka akan disalip di tikungan oleh pelaku usaha lainnya yang lebih inovatif. Itu pasti. Pengusaha, petani, peternak adalah praktisi.
Praktisi adalah orang yang mempraktikkan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi yang menghasilkan laba, karena bermanfaat. Artinya jika malas membekali diri ilmu dan inovasi maka rezeki pun malas datang dengan cepat.
Bahkan terlalu banyak pengorbanannya, bisa kapok trauma jika gagal dan gagal. Agar tidak gagal maka harus berilmu dan berinovasi. Salah satu caranya mesra dengan pakar, bersinergi dengan peneliti atau datang saat Gelar Teknologi, misal Penas ke XVI di Padang kali ini.
Contoh ;
A. Tanpa membekali ilmu dan inovasi terlebih dulu. Asal starter genjot saja, belajar naik sepeda motor. Bisa jadi sepeda motornya hancur bersama orangnya. Karena menabrak sana sini. Lalu kapok. Beda dengan yang tahu ilmunya dan inovasi pada motor tersebut terlebih dulu, baru praktik.
B. Petani sawit tidak berilmu dan inovasi. Asal tanam bibit sembarangan. Hanya dapat 16 ton/ha/tahun rendemen CPO 18%, lalu " dihargai murah " oleh pabrik. Beda dengan yang mau lihat " Expo Inovasi Sawit ". Dapat 35 ton/ha/tahun rendemen CPO 26%, harga jual tinggi dihargai pabrik sawit (PKS).
C. Peternak ayam kampung asalan, paling hanya dapat telur jadi anak 70 ekor per induk dan besarnya lambat. Beda yang ikut " Gelar Teknologi " di Penas ini. Ayam Kampung KUB 2 Janaka, hasil inovasi Balitnak. Bisa 190 ekor/tahun telur jadi anak ayam. Juga cepat besar. Laba pun beda jauh.
D. Peternak sapi asalan, sama Limosin Simental. Tapi dasar bibitnya asalan hanya tambah bobot (ADG) 0,6 kg/ekor/hari. Beda hasil dari Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU), tumbuh besarnya tiap hari (ADG) bisa 2 kg/ekor. Tentu beda laba dan semangatnya jadi peternak, dampak mau inovatif.
Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630
Sumber : https://wayansupadno.com/2023/06/09/saatnya-menjemput-inovasi-di-penas/